Jumat, 29 Februari 2008

Zidane: Termahal Sepanjang Sejarah
Zinedine Yazid Zidane telah ditakdirkan untuk menjadi bintang besar. Jika ia tak mengenal sepakbola sejak kecil, mungkin namanya takkan seharum saat ini. Jika saja ia dilahirkan di negeri leluhurnya, Aljazair, mungkin karir sepakbolanya takkan sedahsyat saat ini. Zizou, panggilan lelaki Muslim kelahiran 23 Juni 1973 ini, dilahirkan di Marseille, dan dibesarkan di La Castellane. Meski ia lahir di Marseille, ia tak pernah bermain untuk klub di kota kelahirannya, Olympique de Marseille. Karir sepakbolanya justru dimulai dari klub AS Cannes dan Bordeaux. Juventus kemudian menjadi tempat pertamanya di luar Prancis setelah membelinya dari Bordeaux senilai 3 juta pounds tahun 1996, dan itu adalah pembelian yang tercatat paling menguntungkan bagi Juventus, karena saat di klub Turin itulah nama Zizou bersinar, dan lebih bersinar lagi saat ia membawa timnas Prancis menjuarai juara dunia 1998 dan juara Eropa 2000. Real Madrid kemudian memboyong Zizou ke Santiago Bernabeu dengan bayaran yang sangat tinggi, 47 juta pound, atau setara 81 juta dolar, yang mengantarnya menjadi pemain termahal sepanjang sejarah.Modal besar yang dikeluarkan oleh Madrid langsung dibayarnya tunai. Bersama Raul, Luis Figo, dan Roberto Carlos, Zidane membawa Madrid meraih trofi Champions tahun 2002, setelah menyumbang satu gol dalam kemenangan Madrid 2-1 melawan Bayer Leverkusen di Glasgow ‘s Hampden Park. Sayang, cedera yang dialaminya, ditambah usia yang terus menggerogotinya, membuatnya tak bisa lagi menolong Madrid dari keterpurukan, meski bintang-bintang lain terus berdatangan melengkapi Los Galacticos.Tanggal 7 Mei 2006 menjadi hari yang paling mengharukan bagi Zidane. Ia berpamitan pada publik Santiago Bernabeu setelah mengabdi selama 5 tahun klub kaya itu. Dalam pertandingan melawan Villareal itu, Zidane menyumbang satu gol. Sayangnya, golnya itu tak mampu memberi kemenangan pada Madrid yang hanya bermain imbang 3-3. Tetapi, para penggemarnya yang mengenakan kostum Madrid dengan tulisan “Zidane 2001-2006” tetap menyambutnya dengan meriah.Di timnas Prancis, Zidane adalah pahlawan. Tahun 1998, saat hajatan Piala Dunia diselenggarakan di negerinya, ia menyumbangkan dua gol penting ke gawang Brazil di partai final yang berakhir bagi kemenangan Prancis 3-0 itu. Ia juga membawa timnya memenangkan Euro 2000 setelah menggebuk Italia 2-1.Kepiawaian Zidane dalam mengolah bola, dribel yang elegan, passing yang indah dan keseimbangan yang sempurna membuatnya menjadi salah satu pemain paling elegan di dunia dan disebut-sebut sebagai ‘artis di lapangan hijau,’ ia juga sering disebut-sebut publik Prancis sebagai pengganti sejati legenda Prancis Michel Platini.Sayangnya, menjelang Piala Dunia 2002 di Korea-Jepang, ia mengalami cedera yang cukup serius. Penampilannya yang indah terganggu oleh cederanya itu. Selain Madrid, yang paling menderita karena hal itu adalah Les Bleus yang gagal total di Piala Dunia di daratan Asia pertama itu. Dengan memalukan, tim berlogo ayam jantan ini dikalahkan 1-2 oleh Senegal yang notabene adalah negara bekas jajahan Prancis dan dilatih oleh seorang pelatih Prancis juga. Begitu juga di Euro 2004, Prancis ditendang Yunani di babak perempat final.Setelah itu, Zidane langsung mengumumkan pengunduran dirinya dari pentas dunia, dan berencana akan pensiun setelah menghabiskan kontraknya di Madrid musim 2006-2007। Akan tetapi, menjelang Piala Dunia di Jerman, nasionalisme Zidane terpanggil juga. Menyaksikan mantan teman-temannya terseok-seok di babak kualifikasi, ia memutuskan untuk kembali memperkuat Les Bleus. Kembalinya Zidane itu membuat dua temannya, Claude Mekelele dan Lilian Thuram yang juga telah menyatakan pensiun, ramai-ramai kembali. Beruntung bagi Prancis, kehadiran trio itu membuat mereka kembali ke jalur Jerman setelah menang melawan Faroe Island 3-0.Karena cedera panjangnya yang tak kunjung pulih seratus persen, 25 April 2006, Zidane mengambil keputusan serius, ia menyatakan Madrid adalah klub terakhirnya, dan ia akan gantung sepatu setelah Piala Dunia berakhir. Pilihan karir berikutnya, kabarnya ia telah sepakat untuk melatih Madrid Junior. Selama 101 kali membela Les Bleus, ia telah menyumbangkan 28 gol yang banyak diantaranya adalah gol-gol krusial.Di hajatan sepakbola terakhirnya nanti, rakyat Prancis masih menggantungkan harapan di pundak Zidane, meski Sang Maestro sudah mulai lamban dimakan usia. Jika ia masih bisa mengantar kemenangan seperti saat pemanasan Prancis melawan Meksiko 27 Mei lalu, bukan tidak mungkin, Zidane akan menutup karir sepakbolanya dengan indah!